Saturday, January 20, 2018

Mengenal Sultan Adji Muhammad Sulaiman Al Adiel Chalifatul Mukminin Pemimpin Besar Kesultanan Kutai Kartanega ing Martadipura

Artikel Halaman depan Kaltim Post 2013

Perjalanan hidup Sultan AM Sulaiman tergambar menjadi pemimpin pada usia sangat muda pada saat berumur 7 tahun ketika naik tahta. Mengemban tugas memerintah kesultanan di bawah sebuah konsul sampai dewasa.
Sulaiman pun di beri Mahkota sebagai Sultan dengan kekuatan penuh di Tenggarong pada 19 oktober 1850 atau saat usianya 12 tahun, Pemerintah Hindia Belanda menyetujuinya pada januari 1851.

Sepanjang memerintah Sultan AM Sulaiman di kenal arif dan tekun mengajarkan Islam, Setiap tahun beliau menaikkan haji rakyatnya. Sepanjang pemerintahannya beliau juga aktif berhubungan dengan Kerajaan Arab Saudi.

Sultan AM Sulaiman sempat membangun pemondokan Haji di tanah suci yang kemudian di berikan kepada Kerajaan Arab Saudi sebagai hadiah. Sultan juga menempatkan para ulama sebagai penasihat kerajaan sepanjang pemerintahannya.

Sejumlah keputusan populer dan pro rakyat sering di keluarkan sangat di kenal dan di sanjung publik serta dekat dengan rakyatnya.
Adapun wilayah kekuasaannya meliputi daerah yang kini dikenal sebagai Balikpapan, Kukar, Samarinda, Kutai timur, Kutai barat, dan Bontang. Sultan AM Sulaiman tercatat membawa kejayaan Kesultanan Kutai karena mampu mereformasi Pemerintahan di Kutai kala itu. Dengan kedisiplinan tinggi, Daerah ini maju dan berkembang perekonomian juga terus meningkat.
Ketopong /Mahkota milik Sultan AM Sulaiman adalah yang pertama kali terbuat dari emas menandakan ekonomi yang menggeliat.

Sultan Adji Muhammad Sulaiman Al Adiel Chalifatul Mukminin


Adji Pangeran Ario Jaya Winata atau Adji Bolly nama sapaannya, Kerabat kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura menceritakan bahwa Sultan AM Sulaiman pernah berkata kepada rakyatnya pada suatu masa. " Jika topi saya adalah Adji, Badan saya adalah Raja. Baju dan Hati saya adalah adat. dan jantung saya milik Masyarakat."

Kata-kata itu membuatnya kian tenar, Rakyat sangat menyukai gaya kepemimpinan Sultan AM Sulaiman dan membuat rakyat bergairah membangun daerah.
Di bawah pimpinan Sultan AM Sulaiman Kesultanan Kutai berkembang pesat. Kejayaan Sultan AM Sulaiman mengantarkannya membantu pembuatan Terusan Zues di Mesir. Sultan menanamkan saham untuk membangun terusan Suez, namun ia tak mengetahui persis nilai saham yang di keluarkan Sultan.

Rekam Jejak Sultan AM Sulaiman juga di ceritakan Adji Pangeran Hario Atmo Kesumo/Adji Deck, cucu Sultan AM Parikesit, Lahir dan besar di keraton Kutai Kartanegara. Adji Deck pernah di ceritakan oleh AM Parikesit tentang Sultan AM Sulaiman, ada salinan resmi pada masa Sultan AM Parikesit tentang istri dan anak-anak Sultan AM Sulaiman.
Pria yang akrab disapa Adji Deck ini mengisahkan, Sultan AM Sulaiman bernama asli Pangeran Umar Al-Adiel gelarnya Sultan Muhammad Sulaiman Al Adiel Chalifatul Mukminin.

Pada tahun 1700an dia di sebut Wali Kutub dengan nama Sultan AM Sulaiman, ini karena beberapa Waliyullah menghitung tanggal, bulan, hingga detik kelahiran Pangeran Umar yang persis dengan kelahiran Nabi Sulaiman, hanya saja berbeda tahun kelahiran.
Kepemimpinannya terkenal dengan kebijakan ." Yang benar, di benarkan. Walau keluarga sendiri tetap di adili." pertahanan kesultanan juga di katakan sulit di terobos Penjajah Belanda.

Adji Deck menceritakan kisah tertangkapnya Sultan AM Sulaiman oleh Penjajah, dia di penjara di kandang macan di Belanda. Hebatnya bukannya di terkam, macan itu justru jinak dengan Sultan AM Sulaiman.
" Hai Tuan Belanda, macan saja tunduk. Beranikah kalian dengan saya, " ucap Adji Deck menirukan kalimat yang pernah diceritakan AM Parikesit. Belanda pun akhirnya melepaskan Sultan AM sulaiman. Sekembalinya dari penjara macan, itulah cikal- bakal bendera bergambar Macan di bawah Ketopong (Mahkota Sultan) atau dengan nama aslinya Panji Agung Berjaya. Sayangnya Bendera tersebut tak pernah di pamerkan meskipun masih ada." itu yang sangat saya sesalkan padahal nilai sejarahnya tinggi." terang Adji Deck.

Kepemimpinan Sultan Sulaiman juga dikenal selalu mementingkan rakyatnya, hasil bumi seperti batu bara dan minyak bumi banyak di gunakan untuk membuat jalan-jalan penghubung antar daerah. Sultan AM Sulaiman mendatangkan pekerja dari suku Dayak di Kalimantan Tengah saat itu," terangnya. Hasil bumi yang tak sepenuhnya jatuh ke tangan Belanda di simpan Sultan AM Sulaiman di tempat semacam Bank di Belanda. Masa itu banyak Raja-raja dari berbagai penjuru menyimpan kekayaan di Belanda.

Sedikit dari hasil bumi yang melimpah ruah ini di sumbangkan untuk pembangunan Terusan Zues. Saking banyaknya simpanan, AM Parikesit pernah bercerita kepada Adji Deck." Pitis Etam (uang kita) ini banyak, bisa melunasi pinjaman Indonesia," kata Adji Deck menirukan kalimat kakeknya. Bukan hanya Terusan Zues, Sultan AM Sulaiman disebut sering membantu biaya pembangunan banyak penginapan di makkah, ini untuk membantu rakyatnya beribadah di tanah suci. Sultan Sulaiman juga tidak pernah repot mencari penginapan jika ke Makkah atau Belanda, bahkan sebuah bangunan yang di bangunnya di Belanda saat ini menjadi Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI)

Sultan AM Sulaiman disebut memiliki 50 istri, Tidak heran jika ada yang mengaku keturunan Sultan AM Sulaiman." Tapi maaf saja mungkin dia keturunan dari selir sultan," jelas Adji Deck. Dari 50 istri, hanya empat istri sah secara Adat-istiadat maupun Agama. ke empatnya secara berturut-turut adalah Permaisuri, Mahadewi, Paduka Leko, dan Paduka Matur. Mereka di peristri untuk menjaga garis keturunan sehingga mendapatkan anak laki-laki.
Mereka pun tidak di peristri sekaligus. Melainkan, satu persatu setelah tidak ada kemungkinan istri pertamanya melahirkan seorang anak.

Istri Pertama Sultan AM Sulaiman adalah Adji Sarifah Ratu Agung binti Sultan Al Habib Mahmudsyah Alam Dari Negeri Sembilan. Adji deck menduga Malaysia adalah negeri yang di maksud. Kemudian Sultan menikah dengan Ratu Wilyem Victoria Fabyola binti Raja Lord-Wick Napoleon dari Belanda. Dari dua istri tersebut, Sultan Sulaiman tak memiliki anak.

Kemudian Adji Ratu Surya Agung binti Adji Pangeran Kertajaya dipersunting, dia seorang perempuan dari pulau jawa. Istri ketiganya ini melahirkan Adji Pangeran Mohammad Saputra alias Adji Mohammad Yasin. Tapi, Sultan AM Sulaiman belum menangkap kharisma kepemimpinan dari anak pertamanya ini. Sultan Sulaiman pun menikahi Adji Ratu Bunga Seroja (Adji Ratu Rubayah) binti Sultan Datuk Sri Begawan dari Brunei Darussalam." Dari istri yang inilah lahir Sultan Mohammad Alimudin yang kemudian menjadi sultan ke XVIII. Ada kharisma melanjutkan kepemimpinan dari anak terakhirnya itu."terangnya.


*Di Sunting Dari Artikel Halaman depan Kaltim Post 2013
Narasumber : Adji Pangeran Ario Jaya Winata dan Adji Pangeran Hario Atmo Kesumo

Adji Pangeran Hario Atmo Kesumo /Adji Deck . Kerabat Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura