Tuesday, February 27, 2018

Camping Seru Bersama Jelajah di Pantai Panrita Lopi ( Muara Badak )


Berbicara tentang pesona wisata di Kecamatan Muara Badak - Kutai Kartanegara, tentunya takkan bisa lepas dari wisata pesisirnya berupa hamparan pantai yang membentang di Pulau Pengempang. Kalau dulu di wilayah samboja dan Balikpapan terkenal dengan wisata pantainya, maka sekarang pun kecamatan muara badak menjadi tujuan utama wisatawan untuk berwisata pantai. Jadi tak perlu jauh - jauh lagi kan ke Balikpapan :D 



Semenjak setahun yang lalu kawasan wisata di pulau pengempang terus di perluas dengan di bukanya beberapa pantai baru yang di kelola oleh pengusaha lokal maupun masyarakat setempat dan pantai Panrita Lopi adalah salah satunya.


Naah kali ini kita akan berkenalan dengan pantai Panrita Lopi yang posisinya berada di tengah pulau pengempang yang di apit oleh pantai Mutiara Laut di sebelah kanan dan pantai Kurma di sebelah kirinya. Pantai Panrita Lopi sendiri sangat cocok untuk di jadikan wadah rekreasi bersama keluarga maupun dengan orang - orang terdekat.


Untuk akses menuju ke pantai panrita lopi kita menyeberang ± 15 menit menggunakan kapal mesin yang posisi dermaganya berada di ujung, cukup membayar 15 ribu kita sudah diantar pulang - pergi. Sedangkan untuk tiket masuk ke pantainya sendiri menurut info terbaru dari pihak pengelola yang akan berlaku di bulan maret nanti sebesar 15 ribu ( dewasa ) dan 10 ribu ( anak-anak ). tentunya masih terjangkau kan :)

Pelabuhan penyebrangan ke pantai Panrita Lopi

Adapun fasilitas yang kita dapatkan adalah free gazebo, air bersih, toilet dan tempat mandi dan undasnya lagi adalah kita mendapatkan koran Samarinda Post . assik kan nyantai di pantai menikmati desiran ombak sembari membaca koran hari ini. Ujar urang jua meskipun lagi piknik masih tetap update lawan berita di daerah tercinta :D




Bagaimana dengan kondisi pantainya !

Pantai Panrita Lopi sendiri sudah tergolong bersih dan rapi tak terlihat kesan kumuh karena gazebo disana di buat permanen dan rindangnya pepohonan di sekitarnya membuat suasana sejuk, airnya sendiri bisa saya katakan jernih dan aman untuk bemandian disana nggak takut lagi betis terinjak karang karena di dasar airnya pasir semua. Demikian sedikit gambaran umum tentang pantai Panrita Lopi.


Camping seru ke 2 di pantai Panrita Lopi

Camping seru di Panrita Lopi sudah menjadi event yang di adakan sejak tahun kemaren dengan mengundang berbagai komunitas, dan di tahun ini komunitas Jelajah mendapat kehormatan di undang untuk mengikuti kegiatan camping seru ke 2 . Karena terkendala kesibukan masing - masing anggota kami dari Jelajah sendiri hanya bisa hadir pas hari sabtu sore saja, adapun kegiatannya sendiri berlangsung mulai hari jum'at sampai hari minggu dengan di isi berbagai acara baik itu camping bareng, lomba bola pantai, games,  hiburan musik, dan diskusi santai.


Acaranya sendiri meskipun sederhana tapi tak mengurangi kadar keseruannya sendiri, apalagi pas malam minggunya dimana di isi acara hiburan musik berasa lagi nonton konser artis ibu kota, kami beserta rekan - rekan pun tak kuasa menahan tubuh ini untuk ikut bergoyang bersama di bawah panggung. wkwk :D

Selesai acara hiburan musik masuklah di sesi acara diskusi santai, yang menjadi pembicaranya sendiri adalah pengelola pantai Panrita Lopi dan dosen dari Universitas Mulawarman ( unmul ) jurusan perikanan dan kelautan.

Diskusi santai 

Dinginnya suasana dimalam itu karena sempat di guyur hujan tak sekalipun menyurutkan niat kami mengikuti diskusi di malam itu, bagi saya yang awam ni ibaratkan mendapat kuliah umum perihal potensi di pesisir Muara Badak baik itu dari potensi pantai, mangrove, maupun potensi bawah lautnya berupa terumbu karang.
Pertama - tama dari pihak pengelola yang bercerita mulai awal di kelolanya Panrita Lopi dari yang awalnya di anggap sebelah mata karena pekerjaan orang gila yang ingin menyulap tempat sepi dan hanya sebuah rawa menjadi tempat wisata. Berkat usaha yang keras dan dukungan pemuda di Muara Badak yang tak kenal lelah maka jadilah pantai Panrita Lopi yang bisa kita nikmati keindahannya sekarang dan akan terus di kembangkan agar membuat nyaman para pengunjung.


Selepas itu diskusi dilanjutkan kali ini oleh dosen dari unmul yang banyak melakukan penelitian di pesisir muara badak. Awal - awalnya pak dosen bercerita tentang kerusakan terumbu karang di sekitar pesisir muara badak dan bagaimana perlahan tapi pasti progres rehabilitasi terumbu karang di perairan muara badak mulai membuahkan hasil yang memuaskan dengan di tandai semakin mudahnya nelayan mendapatkan hasil tangkapan ikan. Yang menarik dari diskusi malam itu kami banyak di paparkan tentang potensi wisata bawah laut berupa terumbu karang yang masih asri dan jaraknya juga tak terlalu jauh dari pulau pengempang. Jadi sekarang kalau mau snorkling nggak perlu jauh - jauh lagi cukup di muara badak saja kita bisa melihat keindahan terumbu karang dan biota lautnya.
Terumbu karang di pesisir Muara Badak
Demikianlah catatan singkat pada saat kami mengikuti camping seru ke 2 di pantai panrita lopi, selain seru - seruan bareng rekan - rekan pada saat camping kami pun mendapat edukasi yang beharga pada saat mengikuti diskusi semalam.


Padahi Dilan amun handak berwisata pantai dan menikmati keindahan surga di bawah laut cukup ke muara badak saja, di jamin ndik berat di ongkos :D

Foto bersama sebelum kembali ke samarinda

Sumber foto : Koleksi Jelajah dan foto terumbu karang by pak Muchlis

Thursday, February 15, 2018

Camping Ceria di Pantai Teluk Lombok Sangkima



Mengawali pekan ke dua di bulan februari kami bersama rekan - rekan di komunitas Jelajah mengadakan camping gembira di teluk lombok sangkima - Sangatta. Untuk trip kali ini jumlah anggota yang ikut tergolong rame jumlahnya ada sekitar 64 orang terbagi dari 7 mobil dan 22 sepeda motor. Berikut sekilas catatan pengalaman kami pada saat berkunjung ke Sangkima ( Sangatta ).


Berdoa bersama sebelum berangkat


Pagi itu titik kumpul di depan perum Citraland, sebelum memulai perjalanan seperti biasa metting point dulu dan tak lupa berdoa bersama memohon perlindungan kepada tuhan agar selamat sampai ditujuan. Perjalanan kali ini menuju ke Sangkima - Sangatta lumayan panjang dan melelahkan melewati jalan poros Samarinda - Bontang yang tikungannya meliuk - liuk naik turun bukit, dengan kiri kanannya sering terdapat lubang tentunya harus ekstra hati - hati, konon katanya seorang Valentino Rossi pun bisa ngerabas masuk ke semak - semak pada saat melintasi jalur tersebut.. Hehe

Taman Nasional Kutai Sangkima

Kedatangannya bagai tak pernah di harapkan Baru separuh perjalanan gerimis jumbo dengan rintik yang tebal datang menghampiri rombongan kami. Tak menunggu komando rombongan kami yang menggunakan sepeda motor tehambur gas poll menyelamatkan diri masing - masing, mencari tepat berteduh untuk memasang jas hujan.


Derasnya hujan siang itu tak sekalipun menyurutkan tekad kami untuk melanjutkan perjalanan, perlahan tapi pasti sore harinya tibalah kami di daerah sangkima. Tujuan awal kami pada saat berada di sangkima adalah mengunjungi Taman Nasional Kutai ( TNK ).


Tiket masuk ke TNK sebesar Rp. 7500,-/orang, akses jalannya sendiri pada saat berada di dalam adalah tangga ulin yang kondisinya ada sebagian yang mulai jabuk dan licin, jadi mesti hati - hati pada saat melintasinya.

Pohon ulin yang konon terbesar di dunia

Tujuan utama kami pada saat masuk ke dalam TNK adalah melihat langsung sebuah pohon ulin raksasa berumur ratusan tahun yang menurut infonya adalah yang terbesar di dunia, untuk sampai ke tempat dimana pohonnya berada kami berjalan kaki menempuh jarak ± 1 km.
Ada satu sensasi tersendiri pada saat melewati jembatan gantung di areal TNK, sebelum naik ke jembatannya ada terlihat papan peringatan bertuliskan " awas buaya ". Fantasi kami pun seperti adegan di film membayangkan kalau jembatanx putus alamat kami jadi santapan empuk buaya yg sudah menunggu di tepi sungai.. Lebay :D



Tak berapa lama masuk di TNK karena kondisi habis hujan dan juga hari sudah kesorean plus rada zonk juga karena tak terlihat urang hutan bergelantungan di atas pohon, kami pun memutuskan melanjutkan perjalan ke teluk lombok untuk menginap semalam disana.

Pantai Teluk Lombok - Sangkima

Pantai teluk lombok masih berada di areal Pertamina akses jalannya sendiri berupa tanah bebatuan dan sedikit jalan semenisasi, untuk masuk kedalamnya pun kita wajib lapor ke security yang berjaga di portal. Untuk sampai ke pantainya memerlukan waktu sekitar 30 menit, pantai teluk lombok sendiri sangat cocok untuk dijadikan tempat rekreasi bersama keluarga maupun bersama sahabat. Dengan rindangnya pepohonan disepanjang pesisir pantai tentu akan memberikan suasana sejuk bagi pengunjung.


Pada saat kami sampai di pantai teluk lombok harinya sudah menjelang petang, jadi tak menunggu waktu lama rekan - rekan langsung mempersiapkan tenda untuk perlengkapan tidur malam nanti dan juga mencari ranting - ranting pohon yg terdapat di sekitaran pantai untuk membuat api unggun.



Kegiatan kami malam itu sangat seru sekali, mengelilingi api unggun untuk saling memperkenalkan diri baik untuk anggota baru maupun anggota yang lama dan juga bernyanyi bersama di iringi canda tawa. Rasa kebersamaan dan kekeluargaan sangat terasa malam itu yang sampai hari ini masih kuingat selalu.
Malam pun semakin larut dan lagi - lagi gerimis tebal mengguyur, untungnya di sepanjangan tepi pantai sudah tersedia pondok - pondok tempat peristirahatan yang bisa dijadikan tempat berteduh. Sekedar info biaya penyewaan pondok seharga Rp. 50.000,-/petak dan juga air bersih Rp. 5.000,-/ember atau Rp.400.000,-/tandon.


Menjelang pagi harinya tentu badan ini terasa lebih fress setelah semalam bisa beristirahat dengan nyaman, setelah selesai sarapan dan berkemas waktunya untuk melanjutkan perjalanan menuju kota Sangatta.

Di halaman Kantor Bupati 

Masjid Islamic Center Kota Sangatta

Di kota Sangatta konsep perjalanan kami adalah fun rally motor ala Jelajah, menyinggahi spot - spot terbaik untuk berfoto yang ada di kota Sangatta dan di upload ke medsos. Rutenya sendiri adalah mengunjungi kawasan Bukit Pelangi, Bukit Pandang, Monumen Kudungga dan Monumen Pesawat Terbang, begitu saya menyebutnya.


Tak terasa hari pun sudah sore padahal masih betah berada di Sangatta, tetapi keterbatasan waktu jua lah yang mengharuskan kami beserta rombongan harus pulang kembali ke Samarinda. Perjalanan pulang kami pun masih setia di iringi gerimis mini, tapi itu tak mengapa karena slogan kami di Jelajah berani berpanas dan berhujan tapi takut menahan lapar. Wkwkwk


Alhamdulillah semua anggota Jelajah yang ikut camping gembira pulang dengan selamat sampai dirumahnya masing - masing. Sebagai penutup saya nukilkan petuah bijak dari Chiel Ipeth salah satu pengurus Jelajah

Jika materi yang dicari kami tak bisa memberi,
Jika populeritas yang dinginkan tak dapat pula dicari disini, TAPI jika Jalinan Persahabatan dan kekeluargaan yang kalian harapkan bergabunglah dengan kami, karena hanya senyuman Canda dan tawa yang dapat kami bagi dan berikan.

"LOVE YOU SO'MUCH BIG FAMILY JELAJAH"

#Jelajah_tangguh #Jelajah_yess


Sumber Foto : Koleksi Jelajah

Sunday, February 4, 2018

Serunya Menikmati Keindahan Jembatan Mahkota II di Malam Hari Dengan Kapal Wisata Pesut Etam


Sebelum akses jalan darat di daerah pehuluan saling terhubung, Kapal motor atau taksi begitu sebagian masyarakat di pesisir sungai mahakam menyebutnya Sempat menjadi sarana transportasi unggulan di Zaman old baik untuk membawa penumpang maupun membawa angkutan barang. Tapi kini setelah akses jalan darat semakin terhubung ke daerah satu dan ke daerah yang lainnya, ditambah populasi jumlah pemilik kendaraan makin tahun makin meningkat maka kapal motor pun tak menjadi pilihan utama lagi.

Guna menghidupkan kembali gairah transportasi di sungai mahakam, kapal motor pun tak hanya menjadi alat transportasi mengangkut penumpang dan barang, melainkan berenovasi menjadi sebuah sarana berwisata di sungai mahakam dan salah satunya adalah kapal wisata Pesut Etam. untuk rutenya sendiri pun bervariasi dari menyusuri Jembatan Mahkota II - Jembatan Mahakam (Bigmall) , wisata religi ke kutai lama, dan rekreasi ke pulau kumala dan museum mulawarman.

Berkunjung ke Samarinda tentunya takkan lengkap kalau tidak mencoba berwisata menyusuri sungai mahakam menggunakan kapal wisata yang saat ini kalau istilah zaman now lagi ngehits di Samarinda.
Nah kali ini Jejak Si Koceng akan menceritakan serunya berwisata dimalam hari menyusuri sungai mahakam dengan menggunakan kapal wisata pesut etam.

Kapal Wisata Pesut Etam


Sedikit review dulu mengenai kapal wisata pesut etam yang berkapasitas ± 80 penumpang, yang terdiri dari 50 orang di lantai bawah ( reguler ) dan 30 orang di lantai atas ( vip ). Safety nya sendiri sudah memenuhi standar baik itu dengan tersedianya pelampung dan di sekeliling tepi kapal di bagian atas sudah berpagar, jadi tak perlu khawatir saat membawa anak kecil naik ke atas kapal. Tapi tetap sebagai orang tua wajib mengawasi pada saat berada di atas kapal. Untuk hiburannya sendiri kita bisa berkaraoke pada saat berada di atas kapal dengan koleksi lagu yang mencapai ribuan, tentunya rasa aman dan nyaman akan anda rasakan saat berada di kapal wisata pesut etam.



Rute yang Malam ini saya ikuti adalah trip Samarendah dengan tujuan menyusuri Jembatan Mahkota II dan Jembatan Mahakam ( Bigmall ) untuk start awalnya sendiri di dermaga wisata pasar pagi ( kantor Dishub) yang terletak di seberang Masjid Raya Samarinda.
Kelap kelip cahaya warna-warni menghiasi kapal tampak bagaikan sebuah kapal pesiar yang sedang ingin bersandar di dermaga, begitu kesan pertama saya saat melihat kapal wisata pesut etam di kala malam hari.

Antusias penumpang kapal wisata

Menikmati sepoinya angin dimalam hari dengan iringan lantunan elektune yang bisa dinyanyikan oleh penumpang dapat kita nikmati pada saat berada di atas kapal pesut etam, tentunya membuat assik suasana pada saat menyusuri sungai mahakam.

Suasana di lantai bawah 
Suasana di lantai atas (vip)

Sesampainya di sekitar Jembatan Mahkota II antusias penumpang sangatlah tinggi melihat keindahan lighting Jembatan Mahkota II di malam hari. Selfie maupun berfoto rame-rame dengan latar jembatan yang warna-warni menjadi pilihan semua penumpang kapal wisata.


Setelah memberi jeda untuk memberi kesempatan kepada penumpang mengambil gambar dengan latar Jembatan Mahkota II, tentunya untuk menikmati kemegahan sebuah jembatan yang nggak kalah cantiknya dengan yang di luar negeri sana kita tak perlu pergi jauh-jauh cukup datang ke Samarinda saja. Ya kan.. hehe
Setelah puas menikmati keindahan jembatan Mahkota II, Kapal pun memutar kembali melanjutkan perjalanan mudik menuju ke Jembatan Mahakam dan Bigmall.


Sepanjang perjalanan kita bisa melihat keindahan kota Samarinda di malam hari, terutama di sepanjang tepian samarinda kota. Kemegahan Islamic Center pun tampak begitu mempesona terlihat dari pinggiran sungai, begitu juga warna warni cahaya di taman Mahakam Lampion Garden (MLG), dan di penghujung rute kita akan di bawa oleh pengemudi kapal menyusuri di tepi Bigmall Samarinda yang kebetulan juga bangunannya tepat berada di tepi sungai mahakam.

Latar belakang Islamic Center 

Di tepi Bigmall Samarinda

Demikianlah sedikit pengalaman Jejak Si Koceng pada saat mengikuti trip Samarendah di malam hari bersama Kapal Wisata Pesut Etam. Mungkin di waktu yang akan datang akan kuceritakan kembali pengalaman saat menyuri sungai mahakam di trip yang lainnya.

Sekedar informasi tambahan kapal wisata Pesut Etam juga melayani trip wisata untuk kegiatan arisan, reuni, gathering, ultah, dll.
Cara pemesanan tiket : Silakan datang langsung ke petugas atau kru Pesut Etam di Dermaga Wisata Pasar Pagi atau
Ketik nama (spasi) usia (spasi) rute wisata
Kirim pesan singkat/wa/hub ke : 081346246210

INFO & BOOKING :
‌fanspage : https://www.facebook.com/Pesutetamkapalwisata/


Foto koleksi : Kapal Wisata Pesut Etam dan Jelajah