Thursday, February 15, 2018

Camping Ceria di Pantai Teluk Lombok Sangkima



Mengawali pekan ke dua di bulan februari kami bersama rekan - rekan di komunitas Jelajah mengadakan camping gembira di teluk lombok sangkima - Sangatta. Untuk trip kali ini jumlah anggota yang ikut tergolong rame jumlahnya ada sekitar 64 orang terbagi dari 7 mobil dan 22 sepeda motor. Berikut sekilas catatan pengalaman kami pada saat berkunjung ke Sangkima ( Sangatta ).


Berdoa bersama sebelum berangkat


Pagi itu titik kumpul di depan perum Citraland, sebelum memulai perjalanan seperti biasa metting point dulu dan tak lupa berdoa bersama memohon perlindungan kepada tuhan agar selamat sampai ditujuan. Perjalanan kali ini menuju ke Sangkima - Sangatta lumayan panjang dan melelahkan melewati jalan poros Samarinda - Bontang yang tikungannya meliuk - liuk naik turun bukit, dengan kiri kanannya sering terdapat lubang tentunya harus ekstra hati - hati, konon katanya seorang Valentino Rossi pun bisa ngerabas masuk ke semak - semak pada saat melintasi jalur tersebut.. Hehe

Taman Nasional Kutai Sangkima

Kedatangannya bagai tak pernah di harapkan Baru separuh perjalanan gerimis jumbo dengan rintik yang tebal datang menghampiri rombongan kami. Tak menunggu komando rombongan kami yang menggunakan sepeda motor tehambur gas poll menyelamatkan diri masing - masing, mencari tepat berteduh untuk memasang jas hujan.


Derasnya hujan siang itu tak sekalipun menyurutkan tekad kami untuk melanjutkan perjalanan, perlahan tapi pasti sore harinya tibalah kami di daerah sangkima. Tujuan awal kami pada saat berada di sangkima adalah mengunjungi Taman Nasional Kutai ( TNK ).


Tiket masuk ke TNK sebesar Rp. 7500,-/orang, akses jalannya sendiri pada saat berada di dalam adalah tangga ulin yang kondisinya ada sebagian yang mulai jabuk dan licin, jadi mesti hati - hati pada saat melintasinya.

Pohon ulin yang konon terbesar di dunia

Tujuan utama kami pada saat masuk ke dalam TNK adalah melihat langsung sebuah pohon ulin raksasa berumur ratusan tahun yang menurut infonya adalah yang terbesar di dunia, untuk sampai ke tempat dimana pohonnya berada kami berjalan kaki menempuh jarak ± 1 km.
Ada satu sensasi tersendiri pada saat melewati jembatan gantung di areal TNK, sebelum naik ke jembatannya ada terlihat papan peringatan bertuliskan " awas buaya ". Fantasi kami pun seperti adegan di film membayangkan kalau jembatanx putus alamat kami jadi santapan empuk buaya yg sudah menunggu di tepi sungai.. Lebay :D



Tak berapa lama masuk di TNK karena kondisi habis hujan dan juga hari sudah kesorean plus rada zonk juga karena tak terlihat urang hutan bergelantungan di atas pohon, kami pun memutuskan melanjutkan perjalan ke teluk lombok untuk menginap semalam disana.

Pantai Teluk Lombok - Sangkima

Pantai teluk lombok masih berada di areal Pertamina akses jalannya sendiri berupa tanah bebatuan dan sedikit jalan semenisasi, untuk masuk kedalamnya pun kita wajib lapor ke security yang berjaga di portal. Untuk sampai ke pantainya memerlukan waktu sekitar 30 menit, pantai teluk lombok sendiri sangat cocok untuk dijadikan tempat rekreasi bersama keluarga maupun bersama sahabat. Dengan rindangnya pepohonan disepanjang pesisir pantai tentu akan memberikan suasana sejuk bagi pengunjung.


Pada saat kami sampai di pantai teluk lombok harinya sudah menjelang petang, jadi tak menunggu waktu lama rekan - rekan langsung mempersiapkan tenda untuk perlengkapan tidur malam nanti dan juga mencari ranting - ranting pohon yg terdapat di sekitaran pantai untuk membuat api unggun.



Kegiatan kami malam itu sangat seru sekali, mengelilingi api unggun untuk saling memperkenalkan diri baik untuk anggota baru maupun anggota yang lama dan juga bernyanyi bersama di iringi canda tawa. Rasa kebersamaan dan kekeluargaan sangat terasa malam itu yang sampai hari ini masih kuingat selalu.
Malam pun semakin larut dan lagi - lagi gerimis tebal mengguyur, untungnya di sepanjangan tepi pantai sudah tersedia pondok - pondok tempat peristirahatan yang bisa dijadikan tempat berteduh. Sekedar info biaya penyewaan pondok seharga Rp. 50.000,-/petak dan juga air bersih Rp. 5.000,-/ember atau Rp.400.000,-/tandon.


Menjelang pagi harinya tentu badan ini terasa lebih fress setelah semalam bisa beristirahat dengan nyaman, setelah selesai sarapan dan berkemas waktunya untuk melanjutkan perjalanan menuju kota Sangatta.

Di halaman Kantor Bupati 

Masjid Islamic Center Kota Sangatta

Di kota Sangatta konsep perjalanan kami adalah fun rally motor ala Jelajah, menyinggahi spot - spot terbaik untuk berfoto yang ada di kota Sangatta dan di upload ke medsos. Rutenya sendiri adalah mengunjungi kawasan Bukit Pelangi, Bukit Pandang, Monumen Kudungga dan Monumen Pesawat Terbang, begitu saya menyebutnya.


Tak terasa hari pun sudah sore padahal masih betah berada di Sangatta, tetapi keterbatasan waktu jua lah yang mengharuskan kami beserta rombongan harus pulang kembali ke Samarinda. Perjalanan pulang kami pun masih setia di iringi gerimis mini, tapi itu tak mengapa karena slogan kami di Jelajah berani berpanas dan berhujan tapi takut menahan lapar. Wkwkwk


Alhamdulillah semua anggota Jelajah yang ikut camping gembira pulang dengan selamat sampai dirumahnya masing - masing. Sebagai penutup saya nukilkan petuah bijak dari Chiel Ipeth salah satu pengurus Jelajah

Jika materi yang dicari kami tak bisa memberi,
Jika populeritas yang dinginkan tak dapat pula dicari disini, TAPI jika Jalinan Persahabatan dan kekeluargaan yang kalian harapkan bergabunglah dengan kami, karena hanya senyuman Canda dan tawa yang dapat kami bagi dan berikan.

"LOVE YOU SO'MUCH BIG FAMILY JELAJAH"

#Jelajah_tangguh #Jelajah_yess


Sumber Foto : Koleksi Jelajah


EmoticonEmoticon