Ilustrasi : Anyaman manik khas Kalimantan |
Bumi nusantara yang kita huni memiliki kekayaan budaya. Bermacam adat, suku dan bahasa, termasuk kebiasaan hidup, memberikan warnanya dari ujung Sumatera hingga Papua. Bersyukur kita berada ditengahnya. Bahkan kita sendiri adalah bagian dari khasanah nan megah itu. Maka tugas kitalah untuk menjaganya.
Bersyukur tentu tidak cukup hanya permainan kata. Namun harus bisa diwujudkan dengan sikap nyata berusaha menjaga dan melestarikannya.
Mengapa menjaga budaya itu penting ? Karena :
Pertama. Budaya adalah aset tak ternilai. Aset otentik yang membentuk ciri. Orang tidak perlu berkata-kata untuk menyatakan darimana asalnya. Karena bisa jadi dari gaya berpakaian dengan ornamen khas, akan cukup menjadi simbol yang bisa menjawab.
Kedua. Budaya itu adalah cerminan keteraturan. Dalam konteks personal, budaya juga berlaku. Seseorang yang terampil membagi waktunya dengan baik hidupnya pasti lebih teratur. Hasilnya ia akan lebih cepat maju. karena faham betul bagaimana menjalani kehidupannya, sehingga terasa menyenangkan. Mana waktunya kerja, sekolah, kuliah, berlibur, dsb, dijalani dengan nyaman. Waktu dan tenagapun menjadi efektif. Maka pantas kiranya seseorang ini kita sebut sebagai orang yang berbudaya tinggi.
Ilustrasi : Tarian suku Dayak Kalimantan |
Ketiga. Budaya bangsa adalah tameng pengaruh negatif. Budaya ketimuran yang identik bagi hampir seluruh alam dunia ke-3, punya kecenderungan berbeda dengan budaya di negara-negara tua sebelumnya. Sebutlah antara negara-negara belahan barat dan timur. Amerika, Eropa dengan Afrika dan Asia. Masing-masing memiliki kekhasan. Ada kalanya budaya barat memang tidak cocok diterapkan di timur.
Apalagi di era globalisasi dengan segala kecanggihan sekarang. Budaya barat dengan mudah terakses. Sayangnya manusia timur terkadang latah, dengan "menelan mentah-mentah" nilai yang sebenarnya tidak sesuai dengan kepribadian atau jati diri sesungguhnya. Sebagian kalangan orang tua di "sana" mungkin tidak melarang anaknya menjalani hubungan layaknya suami-istri diluar nikah. Gaya hidup bebas, free-style, budaya Lu-Lu, Gue-Gue, nikah sesama jenis kelamin dan masih banyak lagi. Dengan tidak menafikan bahwa banyak juga sebenarnya budaya positif yang patut dicontoh, gaya hidup seperti contoh tadi, memang tidak terlarang. Bukan hal yang salah bagi mereka. Karena, ya memang budaya mereka seperti itu.
Dari sinilah maka seyogyanya setiap individu menyadari bagaimana pentingnya menjaga dan melestarikan budaya. Dalam skup yang luas, budaya itu bukan hanya sekedar soal suku, adat, bahasa, tarian, rumah atau benda-benda khas kedaerahan saja. Namun budaya juga adalah hal yang mencakup seluruh sendi kehidupan manusia. Makanya tidak heran, kalau ada ungkapan yang mengatakan bahwa mereka yang maju, berprestasi atau canggih itu adalah mereka yang berbudaya tinggi. Jadi, mari jaga budaya. Budaya yang positif tentu saja.
Sekian artikel sederhana ini dan terima kasih sudah membaca. Wassalam
Foto : flickr
EmoticonEmoticon